KISAH SUFI, JALANG.ID--Para sufi adalah orang-orang yang melakukan perjalanan ke dalam hatinya sendiri. Sehingga mereka mencapai tingkatan insan kamil, yaitu orang-orang yang membebaskan diri dari segala tetek bengek keduniawian dan menjadi orang-orang yang merdeka, dan selalu berkhusuk masyuk dengan Tuhannya.
Orang yang memilih jalan sufi harus melatih dirinya dengan kedisiplinan diri yang tinggi, dan kemudian menyibukkan diri dengan cara bertaqarrub ilallah. Oleh sebab itu para sufi sangat bijak dalam mengambil hikmah-hikmah kehidupan dan melebur dalam kehidupan pribadinya.
Kita sebut saja satu contoh semisal Sari As-saqathi, yaitu seorang sufi yang kita kenal sebagai orang pertama yang mengajarkan tentang kebenaran mistik dan kefanaan di Kota Bagdad,Iraq.
Sari as-saqathi adalah sekaligus paman dari Imam Junaid Al-bagdadi, yang juga dikenal sebagai salah satu sufi yang sangat tinggi dalam berdisiplin diri.
Pernah suatu ketika ia bertanya pada seseorang yang datang padanya,''Jalan manakah yang engkau inginkan? jalan para sufi ataukah jalan hukum? jalan orang kebanyakan ataukah jalan yang ditempuh oleh manusia-manusia pilihan?''
Menurut Aari As-saqathi, dua jalan itu memanglah sangat berbeda, yang pertama ialah jalan yang di tempuh orang kebanyakan, yaitu dengan melakukan shalat lima waktu sehari semalam, puasa dalam bulan ramadhan, serta membayar zakat.
Sedangkan jalan kedua, adalah jalan yang ditempuh manusia-manusia pilihan adalah dengan cara berpaling dari dunia, dan selalu berhati-hati agar tidak terperosok pada perangkap-perangkapnya (menuruti hawa nafsu).
Dan pertanyan hampir serupa juga pernah dilontarkan oleh Dzunnun Al-mishri pada seorang putra mahkota yang bertanya kepadanya tentang bagaimanakah jalan yang akan ditempuh untuk menuju Allah.
Kemudian Dzunnun menjawab,''Ada jalan kecil dan ada pula jalan besar, dan yang manakah yang engkau sukai?"
Dan jalan kecil yang dimaksudkan dzunnun ialah dengan meninggaalkan dunia, menundukkan hawa nafsu, dan juga meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat. Sedangkan maksud jalan besar adalah dengan meninggalkan segal sesuatu selain dari Allah.
Dan itulah beberapa istilah jalan yang diberikan oleh para sufi terdahulu. Sebagai pedoman untuk kita ikuti. Dengan begitu, silahkan lah pilih secara bersungguh-sungguh salah satu jalan yang pembaca sukai untuk di ikuti.
Jlan para sufi, ataukah jalan hukum, atau boleh jadi jalan besar, dan juga jalan kecil.
Dan ketika kita bebicara tentag tasawuf kita akan selalu menjumpai tiga konsep yang sangat erat hubungannya dengan bertasawuf.
Yang pertama ialah konsep Manunggaling Kawula Gusti atau sering juga disebut sebagai Wihdatul Wujud' (Ittihat atau Hulul)
tokoh nya antara lain ialah Al-halaj, Ibnu Arabi, dan kalau di Indonesia kita kenal dengan tokoh Syeh Siti Jenar.
Dan yang kedua adalah dengan memiliki keinginan untuk tidak berkeinginan, tokohnya antara lain adalah Abul hasan as-sadzili, Abu Yazid Al-busthami, dan juga Dzunnun Al-mishri.
Sedangkan, yang ke tiga ialah dengan menimbulkan keinginan untuk menjadi hamba Allah yang baik dan ta'at, tokohnya adalah Imam Al-ghazali dan Imam Junaid Al-bagdadi.
Komentar
Posting Komentar